dedare inges………………
adalah sebuah bahasa yang berasal dari komunitas suku sasak di lombok yang menggambarkan rasa kebanggaan bagi seorang gadis di pulau lombok. dedare artinya gadis, cewek yang belum nikah, Inges yang berarti cantik, jadi dedare inges merupakn gambaran sebuah gambaran fisik dari para cewek-cewek di lombok. jika ada kata dedare maka pasangannya adalah terune dalam bahasa lombok juga. dedare dan terune tak pernah pernah lepas dalam beberapa tempat, acara-acara di pulau lombok baik acara keagamaan maupun acara ritual karena mereka saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Suku Sasak” atau “the Sasak” secara literal mengacu kepada penduduk “pribumi” yang hidup dipulau lombok. Dengan pengertian sempit tersebut, kita dapat mensejajarkan istilah sasak dengan istilah untuk merujuk suku jawa, sunda atau suku-suku lainnya di berbagai belahan dunia. Masih dalam perspektif ini, istilah sasak hanya dapat dilekatkan mereka yang merupakan keturunan sasak, lahir dari keluarga sasak, mengenal dan mampu mempraktikkan budaya khas sasak pada kehidupan sehari-hari mulai dari bahasa hingga adat perkawinan.
Namun kami di Komunitas Sasak, sejak terbentuk pertama kali melalui mailing-list, hingga menjelma menjadi bentuk yang ada saat ini, tidak pernah bermaksud untuk membatasi ruang lingkup sasak dalam konteks tersebut. Meski mereka yang tersaring oleh definisi tersebut lantas dengan lebih mudah meleburkan diri dengan kami sebagai konsekuensi logis dari “kekerabatan” tersebut, kami membuka seluas-luasnya pintu bagi siapapun, yang memiliki persamaan visi dengan kami bergabung disini, mencari dan menyediakan solusi untuk bersama-sama menjaga dan membangun Lombok: tanah, air serta yang terpenting, manusia di dalamnya.
“Suku Sasak” atau “the Sasak” secara literal mengacu kepada penduduk “pribumi” yang hidup dipulau lombok. Dengan pengertian sempit tersebut, kita dapat mensejajarkan istilah sasak dengan istilah untuk merujuk suku jawa, sunda atau suku-suku lainnya di berbagai belahan dunia. Masih dalam perspektif ini, istilah sasak hanya dapat dilekatkan mereka yang merupakan keturunan sasak, lahir dari keluarga sasak, mengenal dan mampu mempraktikkan budaya khas sasak pada kehidupan sehari-hari mulai dari bahasa hingga adat perkawinan.
Namun kami di Komunitas Sasak, sejak terbentuk pertama kali melalui mailing-list, hingga menjelma menjadi bentuk yang ada saat ini, tidak pernah bermaksud untuk membatasi ruang lingkup sasak dalam konteks tersebut. Meski mereka yang tersaring oleh definisi tersebut lantas dengan lebih mudah meleburkan diri dengan kami sebagai konsekuensi logis dari “kekerabatan” tersebut, kami membuka seluas-luasnya pintu bagi siapapun, yang memiliki persamaan visi dengan kami bergabung disini, mencari dan menyediakan solusi untuk bersama-sama menjaga dan membangun Lombok: tanah, air serta yang terpenting, manusia di dalamnya.
Penggunaan istilah sasak tidak kami maksudkan untuk mengkotak-kotakkan diri, namun untuk membentuk pelekat diantara mereka yang peduli dengan isu yang kami angkat. Kenapa kami memilih sasak, tentu karena pelekat itulah yang mampu menarik sebagian besar subjek dan objek dari aktvitas komunitas ini.